Pondok Pesantren Tebuireng secara konsisten berupaya menciptakan suasana belajar yang kompetitif secara positif. Ini bukan tentang persaingan yang merusak, melainkan dorongan sehat bagi santri untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek keilmuan dan keterampilan. Filosofi ini menjadi pendorong utama bagi setiap individu untuk mencapai potensi terbaiknya.
Dalam upaya menciptakan suasana ini, Tebuireng menerapkan sistem evaluasi dan apresiasi yang transparan. Santri diberikan umpan balik konstruktif atas progres mereka, baik dalam hafalan, pemahaman kitab, maupun keterampilan bahasa. Penghargaan atas setiap pencapaian, sekecil apa pun, memotivasi mereka untuk terus belajar dan berprestasi.
Menciptakan suasana kompetitif positif juga terlihat dari beragamnya kegiatan ekstrakurikuler. Mulai dari lomba pidato, debat, olimpiade sains, hingga kompetisi seni dan olahraga antar santri. Semua ini adalah wadah bagi santri untuk menguji kemampuan mereka, belajar dari kekurangan, dan mengembangkan bakat di luar kurikulum formal.
Para guru dan ustadz di Tebuireng berperan sentral dalam menciptakan suasana ini. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi motivator dan fasilitator. Mereka mengajarkan bahwa kompetisi sejati adalah melawan diri sendiri untuk menjadi lebih baik, bukan semata-mata mengalahkan orang lain. Ini menanamkan nilai-nilai sportivitas.
Selain itu, Tebuireng juga mendorong santri untuk aktif berdiskusi dan berkolaborasi. Dalam proses ini, mereka belajar untuk saling mendukung, berbagi ilmu, dan menghargai perbedaan pendapat. Ini menunjukkan bahwa menciptakan suasana kompetitif tidak menghilangkan semangat kebersamaan dan persaudaraan antar santri.
Fasilitas belajar yang memadai, seperti perpustakaan lengkap, laboratorium, dan akses internet, juga mendukung menciptakan suasana ini. Dengan sumber daya yang kaya, santri memiliki kesempatan lebih besar untuk eksplorasi dan pendalaman ilmu secara mandiri, sehingga mereka bisa bersaing dengan pengetahuan yang solid.
Lingkungan pesantren yang disiplin juga berkontribusi dalam membentuk karakter santri yang tangguh dan siap bersaing. Mereka belajar manajemen waktu, prioritas, dan ketekunan, bekal penting untuk menghadapi tantangan di luar pesantren setelah lulus.
Singkatnya, Tebuireng berhasil menciptakan suasana belajar yang kompetitif secara sehat. Dengan evaluasi transparan, beragamnya kegiatan, peran guru sebagai motivator, dan dukungan fasilitas, santri didorong untuk terus meningkatkan kualitas diri, membentuk generasi yang unggul dalam ilmu dan akhlak.